Selasa, 28 Maret 2023

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU KELURAHAN CILANGKAP KECAMATAN CIPAYUNG TAHUN 2020

BAB I 

PENDAHULUAN 

1.1. Latar Belakang 

        Hipertensi dari dahulu hingga saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang besar diseluruh dunia sebab tingginya prevalensi dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskuler (World Helath Organizatiton, 2010). Definisi dari Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana saat tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Hipertensi diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu Hipertensi Primer yang penyebabnya tidak diketahui dan Hipertensi Sekunder yang disebabkan oleh beberapa penyakit antara lain penyakit ginjal, penyakit endokrin, dan penyakit jantung. Terkadang Hipertensi tidak ditemukan atau menimbulkan gejala klinis, akan tetapi tekanan darah terus menerus tinggi dalam jangka waktu yang cukup lama dan hal tersebut dapat menimbulkan komplikasi. Karena itu, Hipertensi perlu dideteksi sejak dini yaitu dengan adanya pemeriksaan tekanan darah secara berkala (Muhammadun, 2010). Data World Health Organization (WHO) tahun 2011 menunjukan 1 milyar orang di dunia menderita Hipertensi, 2/3 diantaranya berada di Negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang. Prevalensi Hipertensi akan terus meningkat tajam dan diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di seluruh dunia terkena Hipertensi. Di seluruh dunia, 9,4 juta kematian disebabkan oleh komplikasi dari hipertensi, termasuk 45% dari semua kematian karena penyakit arteri coroner dari 51% dari semua kematian akibat stroke. (Kemenkes, 2017) Data nasional menunjukkan bahwa prevalensi penduduk dengan tekanan darah tinggi yaitu untuk golongan umur 65 tahun yaitu 63.2% - 69.5% Prevalensi tekanan darah tinggi pada perempuan (36,85%) lebih tinggi dibanding dengan laki-laki (31,34%). Prevalensi di perkotaan sedikit lebih tinggi (34,43%) dibandingkan dengan perdesaan (33,72%). Prevalensi semakin meningkat seiring dengan pertambahan umur. (Riskesdas, 2018) DKI Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memilki angka prevalensi Hipertensi yang tinggi pada tahun 2013 dengan jumlah penduduk 10.135.030 jiwa, yang mengidap penyakit Hipertensi sebesar 20,0% dengan total absolut Hipertensi yaitu 2.027.006 jiwa (Kemenkes, 2013) Data Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) Kecamatan Cipayung Kelurahan Cilangkap menunjukan bahwa masyarakat dengan golongan umur 60 – 69 tahun yaitu terdapat 1.114 kasus penderita Hipertensi dengan penderita berjenis kelamin laki – laki 2 sebanyak 308 kasus dan lansia yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 806 kasus penderita Hipertensi (Data Puskesmas, 2018) Gaya hidup merupakan faktor resiko terpenting yang mempengaruhi kejadian Hipertensi. Meningkatnya kasus Hipertensi ini dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat (Nisa, 2012). Gaya hidup yang tidak sehat seperti misalnya tingginya pemakaian kendaraan pribadi, begitu pula dengan padatnya kesibukan kerja mengakibatkan stress karena harus menanggung beban kerja yang berat, dan jarang melakukan olahraga, perilaku santai yang ditandai dengan lebih tingginya asupan kalori yang dikonsumsi menyebabkan seseorang resiko terkena obesitas dan meningkatkan tekanan darah semakin tinggi (Ismanto, 2013). Seseorang dengan pola makan yang tidak terkontrol akan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas yang merupakan pencetus awal timbulnya penyakit darah tinggi. Begitu pula seseorang yang berada dalam lingkungan atau kondisi stress tinggi sangat mungkin terkena penyakit darah tinggi, dapat mengalami tekanan darah tinggi (Muhammadun, 2010). 

        Perubahan perilaku untuk menangulanggi penyakit hipertensi dapat dilakukan dengan cara :
(1) mengurangi konsumsi garam dan lemak jenuh,
(2) melakukan olahraga secara teratur dan dinamik (yang tidak mengeluarkan tenaga terlalu banyak) seperti berenang, jogging, jalan cepat dan bersepeda,
(3) menghentikan kebiasaan merokok,
(4) menjaga kestabilan berat badan, menghindarkan kelebihan berat badan maupun obesitas, tetapi usahakan jangan menurunkan berat badan dengan menggunakan obat – obatan karena umumnya menurunkan berat badan dengan menggunakan obat – obatan karena umumnya obat penurun berat badan dapat menaikkan tekanan darah/
(5) menjauhkan dan menghindarkan stress dengan pendalaman agama salah satu upayanya (Alfeus, 2018) 

        Tingkat pendidikan begitupula dengan komunikasi dan informasi termasuk juga kebudayaan, dan pengalaman pribadi seseorang akan mempengaruhi pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Dengan mendapatkan infomasi yang benar, diharapkan lansia mendapat bekal pengetahuan yang cukup untuk dapat melaksanakan pola hidup sehat dan dapat menurunkan risiko penyakit degeneratif terutama hipertensi dan penyakit kardiovaskular (Notoatmodjo, 2003). Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lansia adalah suatu wadah pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) untuk melayani penduduk lansia, yang proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sector pemerintah dan non-pemerintah, swasta, organisasi social dan lain – lain, dengan menitikberatkan pelayanan kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Di samping pelayanan kesehatan, Posyandu lansia juga memberikan berbagai 3 pelayanan dari segi social, termasuk juga agama, pendidikan, keterampilan, olahraga, seni budaya, dan pelayanan lain yang dibutuhkan para lansia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. Selain itu Posyandu lansia membantu memacu lansia agar dapat beraktivitas dan mengembangkan potensi diri (Kemenkes, 2014) 

        Media sangat berpengaruh sebagai alat dalam meningkatkan pengetahuan lansia tentang Hipertensi Media pembelajaran audio-visual merupakan media yang menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual. Contohnya proyektor film, televisi, video, dan sebagainya. Salah satu jenis media pembelajaran audio-visual adalah video (Seels dan Richey dalam Arsyad, 2011) Media audio visual yakni alat bantu untuk mempermudah proses pendidikan dan promosi kesehatan. Media tersebut dapat membuatnya lebih mudah untuk mengkomunikasikan informasi ke sasaran yaitu lansia agar mempermudah penyampaian pembelajaran dan menarik perhatian (Sapto Haryoko, 2009). Berdasarkan latar belakang tersebut penulis maka penulis tertarik meneliti tentang efektivitas media audiovisual untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap lansia tentang Hipertensi di Posyandu Lansia Kelurahan Cilangkap Kecamatan Cipayung. 

1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 

        Hipertensi di Kelurahan Cilangkap Kecamatan Cipayung terus mengalami peningkatan setiap bulannya selama tahun 2019 dan telah dilakukan penyuluhan di berbagai posyandu lansia untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap lansia untuk mencegah penyakit Hipertensi dengan dibantu oleh media audiovisual. Berdasarkan latar belakang diatas tersebut, maka dapat rumuskan apakah media audiovisual efektiv untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap lansia tentang Hipertensi di Posyandu Lansia Kelurahan Cilangkap Kecamatan Cipayung Jakarta Tahun 2020 

1.3 Tujuan 

1.3.1 Tujuan Umum 

        Untuk mengetahui efektivitas media audiovisual dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap lansia mengenai Hipertensi di Posyandu Lansia Kelurahan Cilangkap Kecamatan Cipayung Jakarta Tahun 2020. 

1.3.2 Tujuan Khusus 

a. Diketahui karakteristik lansia yeitu jenis kelamin, dan pendidikan lansia di Posyandu lansia Kelurahan Cilangkap Kecamatan Cipayung. 

b. Diketahui tingkat pengetahuan lansia di Posyandu lansia Kelurahan Cilangkap Kecamatan Cipayung.

c. Diketahui sikap lansia di Posyandu lansia Kelurahan Cilangkap Kecamatan Cipayung. 

d. Diketahui perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan dengan media audiovisual terhadap lansia di Posyandu lansia Kelurahan Cilangkap Kecamatan Cipayung. 

e. Diketahui perbedaan sikap sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan dengan media audiovisual terhadap lansia di Posyandu lansia Kelurahan Cilangkap Kecamatan Cipayung. 

1.4 Manfaat 

1.4.1 Bagi Pukesmas Kelurahan Cilangkap 

a. Diharapkan mendapatkan bahan evaluasi, khususnya mengenai pengetahuan dan sikap Hipertensi Pada Lansia. 

b. Diharapkan meningkatkan kualitas kegiatan Penyuluhan / Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) mengenai pengetahuan dan sikap Hipertensi Pada Lansia. 

c. Diharapkan menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan dan bermanfaat antara Puskemas Kelurahan Cilangkap Kecamatan Cipayung dengan Program Pendidikan Kesehatan Masyarakat URINDO (Universitas Respati Indonesia). 

1.4.2 Bagi Instansi Pendidikan Fakultas Ilmu Kesehatan URINDO 

a. Diharapkan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat khususnya bagi instansi tempat mahasiswa melakukan penelitian. 

b. Diharapkan meningkatkan kapasitas dan kuantitas serta kualitas pendidikan

c. Diharapkan hasil penelitian dapat dijadikan masukan dalam pengembangan keilmuan bagi program S1 Kesehatan Masyarakat peminatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam penelitian selanjutnya.

d. Diharapkan menambah bahan referensi kepustakaan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Indonesia. 

1.4.3 Bagi Mahasiswa 

a. Diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman, keterampilan, wawasan, dan pengetahuan di bidang promosi keesehatan dan pemahaman tentang penyuluhan Puskesmas Kecamatan Cipayung 

b. Diharapkan mahasiswa dapat mengimplementasikan pelaksanaan Penyuluhan / Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dengan menggunakan media promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap lansia 

c. Diharapkan mahasiswa dapat membandingkan efektivitas pemberian KIE menggunakan audiovisual antara teori yang di dapat dan kenyataan di lapangan.


BAB II 

KAJIAN PUSTAKA 

2.1 Deskripsi Teori 

2.1.1 Hipertensi 

    Hipertensi, juga dikenal sebagai tekanan darah tinggi, adalah suatu kondisi di mana pembuluh darah terus-menerus meningkatkan tekanan. Darah dibawa dari jantung ke seluruh bagian tubuh di pembuluh. Setiap kali jantung berdetak, jantung memompa darah ke pembuluh darah. Tekanan darah diciptakan oleh kekuatan darah yang mendorong dinding pembuluh darah (arteri) karena dipompa oleh jantung. Semakin tinggi tekanan, semakin sulit jantung memompa. Hipertensi adalah kondisi medis yang serius dan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, otak, ginjal, dan lainnya. Ini adalah penyebab utama kematian dini di seluruh dunia, dengan lebih dari 1 dari 4 pria dan 1 dari 5 wanita - lebih dari satu miliar orang - memiliki kondisi tersebut. Beban hipertensi dirasakan secara tidak proporsional di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, di mana dua pertiga kasus ditemukan, sebagian besar disebabkan oleh peningkatan faktor risiko pada populasi tersebut dalam beberapa dekade terakhir. (WHO, 2015) Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia baik negara maju maupun negara berkembang. Hipertensi dapat disebut juga dengan istilah “silent killer” hal ini dikarenakan disebagian kasus Hipertensi tidak menunjukkan gejala apapun. Hal ini bisa saja terjadi karena perkembangan Hipertensi berlangsung secara lambat-laun sehingga sering tidak disadari oleh seseorang. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di arteri yang bersifat sistemik dan berlangsung terus-menerus untuk jangka waktu yang lama. 

    Hipertensi bukan terjadi secara tiba-tiba, melainkan melalui proses yang berlangsung yang bisa dikatakan cukup lama. Hipertensi didefinisikan sebagai rata-rata tekanan sistolik ≥140 mmHg, dan tekanan darah diastolik yaitu ≥90 mmHg. Jadi berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Hipertensi adalah tekanan darah yang ≥140/90 mmHg dengan dua kali pengukuran. Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dibagi dalam dua jenis, yaitu Hipertensi primer dan Hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah suatu kondisi yang jauh lebih sering dan meliputi 95% dari Hipertensi. Hipertensi ini disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu beberapa faktor yang efek-efek kombinasinya menyebabkan hipertensi. Hipertensi sekunder, yang meliputi 5% dari 7 Hipertensi yang disebabkan oleh suatu kelainan spesifik pada salah satu organ atau sistem tubuh (Novarina, 2012)

2.1.2 Jenis – Jenis Hipertensi 

Tekanan darah diukur menggunakan dua tipe: 

1. Tipe pertama, yang disebut tekanan darah sistolik, mengukur tekanan di arteri Anda ketika jantung seseorang berdetak. 

2. Tipe kedua, yang disebut tekanan darah diastolik, mengukur tekanan di arteri seseorang ketika jantung seseorang beristirahat di antara detak jantung. Jika pengukuran berbunyi 120 sistolik dan 80 diastolik, atau disebut juga 120/80 mmHg maka itu adalah tekanan darah normal (CDC, 2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar